Deretan Penemu Sebuah Invensi yang Tidak Mematenkan Penemuannya
Back To News

Deretan Penemu Sebuah Invensi yang Tidak Mematenkan Penemuannya

Pembicaraan mengenai Invensi dan Paten memang tak bisa dipisahkan, mengingat keduanya merupakan faktor penting untuk perolehan Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI). Invensi sendiri, menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016, diartikan sebagai ide dari seorang inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses. Sementara itu, Paten adalah hak eksklusif inventor atas invensi di bidang teknologi untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakan invensinya (DJKI Kemenkumham).

Berdasarkan definisi di atas, sangat lazim jika mayoritas penemu akan mendaftarkan invensinya untuk mendapatkan paten. Dengan memperoleh hak paten, seorang penemu akan langsung memiliki Hak atas Kekayaan Intelektual, yang membuatnya mendapatkan jaminan perlindungan hukum sepenuhnya untuk menggunakan, menyalin, dan memperdagangkan invensinya tersebut. Meski demikian, ternyata ada beberapa penemu yang  memutuskan untuk tidak mematenkan invensinya dengan alasan kemanusiaan, seperti nama-nama penemu berikut:

 

  • Jonas Salk, Penemu Vaksin Polio

Jonas Edward Salk adalah seorang ahli virologi dan peneliti medis asal Amerika yang telah berhasil menemukan dan mengembangkan vaksin polio pertama kali yang aman dan efektif.  

Penemu dari vaksin polio itu dalam sebuah wawancara di televisi pada tanggal 12 April 1955 mengatakan bahwa tidak ada paten untuk vaksin polio. Dalam wawancara tersebut Ia mengungkapkan, "There is no patent. Could you patent the sun?" yang berarti "Tidak ada paten. Bisakah Anda mematenkan matahari?". Menurutnya, vaksin polio adalah milik semua orang, layaknya matahari.

Berita tentang vaksin Salk disambut dengan air mata dan perasaan lega oleh masyarakat. Bahkan, suara Presiden Amerika pada saat itu, Dwight D. Eisenhower, berubah dari datar menjadi bergetar ketika mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Salk dalam upacara Rose Garden. 

Hal ini juga ditulis oleh sejarawan David Oshinsky dalam bukunya yang memenangkan Hadiah Pulitzer di tahun 2005, yang berjudul Polio: An American Story. Dalam buku itu, Dwight D. Eisenhower mengungkapkan, "Saya tidak punya kata-kata untuk berterima kasih. Saya sangat, sangat bahagia.” 

 

  • Daisuke Inoue, Penemu Karaoke

Inoue membuat mesin karaoke pertama di dunia yang diberi nama “Juke 8” pada tahun 1971. Berlandaskan keyakinan bahwa paten adalah hak untuk invensi yang dikerjakan dari nol, Ia memutuskan untuk tidak mematenkan temuannya. Akibatnya, Ia tidak mendapat keuntungan apapun atas temuannya. Inoue sendiri mengaku tidak menyesal atas keputusannya itu. Ia berharap seluruh dunia dapat melepas penatnya dengan bernyanyi seolah seperti seorang bintang. 

Pada tahun 1999, Inoue dinobatkan dalam daftar 20 Orang Asia Terbaik Abad 20 versi majalah Times. Lima tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1994, ia menerima penghargaan nobel di Universitas Harvard. 

 

  • Sir Tim Berners Lee, Penemu World Wide Web

Sebelum tahun 1989, internet hanya dapat dinikmati kalangan terbatas dan sulit digunakan untuk menyebarkan informasi secara luas. Sir Tim Berners Lee, yang pada waktu itu adalah pegawai CERN, juga menjadi bagian dari orang yang merasa kesulitan mengakses informasi.

Berners kemudian menciptakan infrastruktur internet yang dinamai HTML (Hyper text Markup Language) sebagai pondasi sebuah laman website, HTTP (Hypertext Transfer Protocol) yang bertujuan sebagai alat untuk memindahkan informasi dari satu komputer ke komputer lainnya, URI (yang kemudian dikenal sebagai alamat URL), dan terakhir, Berners juga membuat suatu ruang informasi internet yang kini disebut dengan www atau World Wide Web.

Meski telah berhasil membuat suatu penemuan yang memudahkan kehidupan masyarakat, Berners memilih untuk tidak mematenkan sederet penemuannya tersebut karena alasan kemanusiaan. Ia terus melakukan diskusi dengan perusahaannya, CERN, agar teknologi World Wide Web ciptaannya tersebut tidak dikomersialkan. Usaha Berners pun membuahkan hasil, dimana pada bulan April 1993, CERN akhirnya mengubah World Wide Web menjadi domain publik yang dapat diakses oleh siapa saja.

share
tags
Patents